RANGKUMAN PERKULIAHAN FILSAFAT PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN PERTEMUAN #4

Oleh: Kintan Limiansi (S3 PEP Angkatan 2021/ Kelas A/ NIM 21701261017)
Dosen Pengampu         :  Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Jadwal kuliah
                :  Kamis pukul 11.10-12.50 WIB

Pertemuan ke-4 mata kuliah filsafat ini diawali dengan luruh ego 3. Luruh ego kali ini terdiri atas 50 pertanyaan. Banyak pertanyaan luruh ego yang membuat saya bingung mengapa jawabannya demikian. Beberapa pembelajaran yang dapat saya petik pada perkuliahan kali ini yaitu:

Filsafat merupakan olah pikir. Bertemunya thesis dan antithesis adalah sintesis. Proses bertemunya thesis dan antithesis ini dapat dianalogikan dengan menikah, diskusi, merebus, dan hal lain yang sifatnya adalah pertemuan thesis dan antithesis menjadi sintesis.

Filsafat damai adalah mitos, mengapa demikian? Damai di pikiran berarti tidak berpikir. Kondisi tidak berpikir ini disebut mitos.

Filsafat perintah atau aba-aba itu adalah determine, artinya jatuh pada. Determine ini boleh disengaja atau tidak, disadari atau tidak. Matahari juga bersifat determine, karena menjatuhkan sinar. Menutupi, sifatnya juga determine, karena menjatuhkan penghalang. Melihat juga determine karena menjatuhkan pandangan. Segala sesuatu yang menjatuhkan adalah bersifat determine.

Filsafat bertanya adalah kritisism, namun juga boleh menjadi unsur determine.

Filsafatnya sakit, masuk angina, dan peperangan adalah disharmoni. Masuk angina merupakan fenomena materi. Jika hokum materi kacau maka menyebabkan tidak harmonis. Angina di dalam pikiran adalah ide atau gagasan dan kata-kata. Kata-kata ini tabiatnya seperti angin, jika tidak ada penghalang maka tidak akan terasa. Ini ada kaitannya dengan politik. Politik praktis tidak hanya mengandalkan pikiran dan bicara, namun filsuf yang dikenal adalah pikiran dan bicaranya. Jadi jika filsuf diperdebatkan dengan politikus tentu tidak akan bertemu mencapai satu pemahaman. Filsafatnya keseleo adalah anomali, karena segala macam komplikasi adalah anomali.

Aksiologi artinya adalah manfaat, komponen aksiologi adalah etika dan estetika. Etika adalah benar salah, baik buruk, sedangkan estetika adalah keindahan. Semua jawaban yang berkaitan dengan filsafat masuk dalam aksiologi. Baik-buruk, benar-salah, hormat, sedih, Bahagia masuk ke aksiologi.

Hakikat belajar menurut filsafat adalah membangun pengetahuan. 

Immanuel Kant merupakan filsuf yang mengkompromikan kaum rasionalisme (Aristoteles) dengan kaum Empirisme (Plato). Oleh karena itu Immanuel Kant menjadi seorang filsuf yang gagasannya paling lengkap.

Intuisi merupakan konsep yang tidak ada permulaannya. Intusi yang paling besar dalam filsafat adalah ruang dan waktu.

Filsafat pondasi adalah sepakat.

Ontology adalah hakikat. Ontology dalam pendidikan membahas tentang hakikat belajar itu apa, hakikat kurikulum itu apa, dan lainnya. Jika sudah bertanya sampai hakikatnya, harapannya jawabannya sampai pada intensif ekstensif. Dalam filsafat, ontology bisa menjadi epistemology dan aksiologi. Artinya kebaikan jika tidak disampaikan tidak baik akan menjadi tidak baik.

Dari pembahasan ini saya menjadi semakin paham filsafat dalam pendidikan berarti harus menanyakan sampai hakikat. Termasuk apa hakikatnya saya belajar di S3 PEP ini. Dengan menentukan hakikat saya belajar ini, saya akan memiliki keterbukaan pikiran dan niat sehingga mampu memperdalam pengetahuan dan pengalaman.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME BUKU IMMANUEL KANT “The Critique of Pure Reason”

EVOLUSI SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

FOSFORILASI TINGKAT SUBSTRAT