RESUME BUKU IMMANUEL KANT “The Critique of Pure Reason”

 Oleh: Kintan Limiansi (S3 PEP Angkatan 2021/ Kelas A/ 21701261017)

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, M.A.

Buku The Critique of Pure Reason yang ditulis oleh Immanuel Kant adalah buku yang sangat kompleks, tersusun atas 2 sub pembahasan yaitu Elemen Doktrin Transendental dan Metode Doktrin Transendental. Secara umum, isi dari buku dapat digambarkan seperti diagram berikut:



Transendental aestetik, analitik, dan dialektik tersebut mengacu pada kapasitas rasio manusia dari berbagai dimensi dan tingkat pengetahuan yang berbeda. 

Transcendental aestetik berhubungan dengan sensibilitas, matematika, dan geometri. Efek suatu objek yang dapat dirasakan adalah sensasi, intuisi yang berhubungan dengan objek melalui sensasi disebut empiris. Objek yang belum ditentukan dari intuisi empiris disebut penampilan. Bentuk sensibilitas murni disebut intuisi murni. Intuisi murni adalah substansi, kekuatan, keterbagian, dll. Intuisi empiris adalah keberadaan dan bentuk. Intuisi murni dan empiris ini sebagai bukti estetika transcendental.

  • Ruang merepresentasikan segala property yang ada atau hubungan satu dengan lainnya.
  • Ruang merupakan subjektifitas, tergantung dari kepekaan.
  • Waktu bukanlah konsep empiris, waktu menyusun pengalaman. Waktu bukanlah sesuatu yang akan hidup dengan sendirinya atau melekat pada sesuatu sebagai penentu objektif
  • Waktu merupakan kondisi subjektif. Waktu adalah bentuk indera batin. Waktu adalah kondisi formal a priori dari semua penampilan secara umum.
  • Sensibilitas merupakan kemampuan memperoleh pengalaman dari panca indera melalui intuisi ataupun pengalaman langsung. Intuisi ini berkaitan dengan ruang dan waktu. Aestetik ini mengacu pada elemen intuisi. Intuisi apriori murni menurut Kant adalah intuisi ruang dan waktu. Benda pada dirinya sendiri tidak bisa diketahui, yang dapat diketahui secara pasti adalah obyek sebagai penampakan. Ruang dan waktu bersifat apriori dan tak terkondisikan. Forma apriori yaitu ruang dan waktu. Materi a posteriori adalah fenomena.
Transcendental logic. Terdapat dua jenis logika, yaitu logika yang merupakan aturan benar terhadap sesuatu secara umum atau disebut logika dari elemen dan logika yang berisi aturan benar tentang objek tertentu, disebut logiku ilmu alam tertentu. Logika umum membuat abstraksi dari semua kognitif. Transcendental logika dibagi menjadi 2 divisi utama yaitu transcendental analitik dan transcendental dialektik.
  • Transcendental analitik merupakan deduksi metafisik dan trensendental.  Transcendental analitik adalah pembedahan atau pengelompokan seluruh pengetahuan apriori kita ke dalam elemen-elemen kognisi murni dari pengalaman. Transcendental analitik dibagi menjadi 2, yaitu analitik prinsip dan analitik konsep. Pada analisis konsep, Kant mengkategorikan menjadi 2 kelompok yaitu kuantitatif dan kualitatif. Analitik konsep merukapan sumber konsep yang apriori dan segala kemungkinan dari pengalaman yang mungkin terjadi. Terdapat 4 komponen dari justifikasi pengetahuan yaitu justifikasi kuantitas, kualitas, hubungan, dan moda. Transcendental analitik berkaitan dengan analisis terhadap problem pemahaman, metafisika pengalaman, dan ilmu-ilmu alam. Analitik mengacu pada kosep-konsep dan prinsip yang mendasarinya.
  • Transcendental dialektik merupakan kritik dari metafisik. Dialektik secara umum adalah logika dari ilusi. Transcendental dialektik dibatasi sebagai tansendental idea yang berkaitan dengan keabadian jiwa, kehendak bebas, dan Tuhan. Dialektik mengacu pada ide-ide. Pembahasan pada bagian ini adalah tentang metafisika jiwa, metafisika tentang dunia sebagai keinginan bebas, dan tentang Tuhan sebagai sumber dari segala kemungkinan.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EVOLUSI SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

FOSFORILASI TINGKAT SUBSTRAT