RANGKUMAN PERKULIAHAN FILSAFAT PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN PERTEMUAN #2

 Kintan Limiansi (S3 PEP Angkatan 2021/ Kelas A)

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, M.A.

Pertemuan ke-2 ini Prof. Marsigit memberikan Luruh Ego 1 kepada semua mahasiswa kelas A. Luruh ego ini diberikan dengan maksud agar mahasiswa menurunkan egonya sehingga mau dan menyadari pentingnya belajar filsafat. Pertanyaan yang diberikan Prof. Marsigit sepintas seperti pertanyaan biasa, namun seharusnya di jawab secara filsafat. Pertanyaan tersebut antara lain: Siapakan nama kecil Anda? Siapakah nama teman kecil Anda? Siapakah nama panggilan dewasa Anda? Siapa nama teman Anda saat ini? Apa hobi Anda? Dari mana Anda berasal? Apa tujuan Anda saat ini? Mengapa Anda di sini. Berdasarkan 8 pertanyaan tersebut, saya masih menjawab dengan jawaban yang belum mencirikan seseorang berfilsafat. Jawaban setiap mahasiswa ditulis di kertas dan disampaikan kepada Prof. Marsigit melalui Whatsapp.

Setelah semua mahasiswa mengerjakan, Prof. Marsigit menyampaikan kunci jawaban dari pertanyaan luruh ego tersebut. Jawaban yang saya tuliskan semua belum merujuk jawaban filsafat, sehingga semua salah. Berdasarkan luruh ego tersebut saya semakin disadarkan untuk belajar filsafat melalui hasil pemikiran Prof.Marsigit yang dituliskan dalam Facebook.

Setelah mengalami luruh ego, Prof. Marsigit memfasilitasi mahasiswa untuk bertanya. Berdasarkan diskusi tanya jawab, beberapa hal penting yang dapat saya ambil adalah: Antara filsafat dan spiritual tidak dapat diperbandingkan. Filsafat adalah olah pikir, di mana makomnya di bawah spiritual. Spiritual berkaitan dengan hati, sedangkan pikiran masih berkaitan dengan dunia. Tidaklah pikiranku masih mengetahui hatiku. Rumah pikiran adalah bahasa, sedangkan tulisan tidak mampu mengejar bahasa. Kapan pikiran berhenti? Pikiran berhenti ketika doa mulai khusuk. Doa yang khusuk melibatkan hati. Batasan filsafat adalah tepat ruang dan waktu. Mitos di filsafat adalah keadaan tidak berpikir. Monoisme adalah percaya kepada 1 Tuhan, contohnya rakyat Indonesia. Percaya banyak Tuhan/Dewa adalah pluralism, contohnya Jepang, India. Tidak ada filsuf yang berdiri sendiri. Semua filsuf berdasarkan pada filsuf lain dengan tambahan dan modifikasi dengan pemikiran baru. Seseorang dikatakan filsuf karena teori filsafatnya sudah teruji. Sebelum meyakini filsafat seseorang, sebaiknya kajilah lebih dalam terlebih dahulu. Bacalah bukunya, kajiannya, dan pastikan filsuf tersebut ateis atau bukan. Jika ateis sebaiknya tidak diikuti. Seorang ateis maupun berTuhan jika sudah mengenal filsafat, akan menjadi ateis yang cerdas ataupun manusia berTuhan yang cerdas.

Refleksi diri:

Filsafat adalah olah pikir. Sebaiknya saya menjawab setiap pertanyaan filsafat dengan jawaban filsafat juga. Untuk memahami filsafat, saya harus meluruhkan ego terlebih dahulu, sehingga ada kemauan untuk berpikir terbuka. Saya harus lebih rajin membaca quotes of the day dari Prof. Marsigit di FB sehingga semakin mengerti filsafat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME BUKU IMMANUEL KANT “The Critique of Pure Reason”

EVOLUSI SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

FOSFORILASI TINGKAT SUBSTRAT