RANGKUMAN PERKULIAHAN FILSAFAT PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN PERTEMUAN #6 (Kintan Limiansi Filsafat PEP)
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit., M.A.
Kuliah Filsafat PEP pada hari ini
telah memasuki pertemuan ke-6. Bertambah minggu saya semakin menyadari bahwa
membaca adalah kunci dalam belajar filsafat ini. Termasuk membaca buku yang
direkomendasikan oleh Prof. Marsigit yaitu “The Critique of Pure Reason”
karya Immanuel Kant. Kant merupakan filsuf yang berusaha menengahi atau
mengkompromikan kaum rasionalisme dan kaum empirisisme. Kaum rasioanlisme dan
empirisisme berseberangan karena satu kubu mengandalkan bahwa filsafat
merupakan hasil pikiran sedangkan kubu yang lain mengandalkan bahwa filsafat
adalah berdasar pada pengalaman. Kant menggagas bahwa filsafat merupakan hasil
dari keduanya, yaitu pikiran dan pengalaman.
Beberapa minggu yang lalu Prof.
Marsigit sudah menugaskan untuk membuat rangkuman tentang buku “The Critique
of Pure Reason” karya Immanuel Kant dan saya sudah meresumnya sesuai dengan
pemahaman saya. Dalam buku tersebut saya menemukan beberapa istilah penting
yaitu apriori, aposteriori, transcendental aetetic dan transcendental logic.
Transcendental logic dikelompokkan menjadi 2 yaitu transcendental analitik dan
transcendental dialektik.
Walaupun sudah membuat resume
ternyata elum menjamin saya dapat menjawab luruh ego 5. Luruh ego 5 ini berisi
tentang pertanyaan-pertanyaan seputar istilah dan konsepyang semuanya terdapat
pada buku The Critique of Pure Reason. Hal ini semakin menyadarkan saya
untuk membaca lagi dan lebih memahami maknanya. Memang bahasa filsafat yang
digunakan dalam buku ini terasa berat bagi saya, tapi Prof. Marsigit sudah
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi panduan dalam membaca buku ini.
Oleh karena Prof. Marsigit menugaskan mahasiswa untuk menjawab pertanyaan pada
luruh ego 5 ini berdasarkan pada buku Kant.
Dalam perkuliahan kali ini,
pembahasan yang menarik adalah terkait langit. Beberapa pertanyaan luruh ego
menanyakan tentang membelah langit, metode langit, mengajarkan langit. Langit
adalah analogi strata yang tinggi. Ruang itu berstrata, yang tinggi adalah
langit yang rendah adalah bumi. Langit dapat diibaratkan sesuatu yang lebih
tinggi dibandingkan yang lain. Misalnya dalam hal memasak, istri adalah langit
dari suami, karena istri lebih menguasai teknik memasak dari pada suami. Dalam
sekolah, guru adalah langit dari siswa, karena guru lebih dahulu memahami suatu
pengetahuan dari pada siswa. Dalam sebuah organisasi, pimpinan adalah langit
dan buminya yaitu yang dipimpin.
Semua yang di atas itu adalah
transenden. Apa yang tidak kita ketahui juga termasuk transenden. Oleh karena
itu pikiran tertinggi adalah transcendental idea, logika tertinggi adalah
transcendental logic, dan keindahan tertinggi adalah transcendental aestetik.
Masing-masing transcendental tersebut dijelaskan dalam buku Kant.
Komentar
Posting Komentar