RANGKUMAN PERKULIAHAN FILSAFAT PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN PERTEMUAN #6 (Kintan Limiansi Filsafat PEP)

 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit., M.A.


Kintan Limiansi (S3 PEP Angkatan 2021/ Kelas A/21701261017)

Kuliah Filsafat PEP pada hari ini telah memasuki pertemuan ke-6. Bertambah minggu saya semakin menyadari bahwa membaca adalah kunci dalam belajar filsafat ini. Termasuk membaca buku yang direkomendasikan oleh Prof. Marsigit yaitu “The Critique of Pure Reason” karya Immanuel Kant. Kant merupakan filsuf yang berusaha menengahi atau mengkompromikan kaum rasionalisme dan kaum empirisisme. Kaum rasioanlisme dan empirisisme berseberangan karena satu kubu mengandalkan bahwa filsafat merupakan hasil pikiran sedangkan kubu yang lain mengandalkan bahwa filsafat adalah berdasar pada pengalaman. Kant menggagas bahwa filsafat merupakan hasil dari keduanya, yaitu pikiran dan pengalaman.

Beberapa minggu yang lalu Prof. Marsigit sudah menugaskan untuk membuat rangkuman tentang buku “The Critique of Pure Reason” karya Immanuel Kant dan saya sudah meresumnya sesuai dengan pemahaman saya. Dalam buku tersebut saya menemukan beberapa istilah penting yaitu apriori, aposteriori, transcendental aetetic dan transcendental logic. Transcendental logic dikelompokkan menjadi 2 yaitu transcendental analitik dan transcendental dialektik.

Walaupun sudah membuat resume ternyata elum menjamin saya dapat menjawab luruh ego 5. Luruh ego 5 ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan seputar istilah dan konsepyang semuanya terdapat pada buku The Critique of Pure Reason. Hal ini semakin menyadarkan saya untuk membaca lagi dan lebih memahami maknanya. Memang bahasa filsafat yang digunakan dalam buku ini terasa berat bagi saya, tapi Prof. Marsigit sudah memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi panduan dalam membaca buku ini. Oleh karena Prof. Marsigit menugaskan mahasiswa untuk menjawab pertanyaan pada luruh ego 5 ini berdasarkan pada buku Kant.

Dalam perkuliahan kali ini, pembahasan yang menarik adalah terkait langit. Beberapa pertanyaan luruh ego menanyakan tentang membelah langit, metode langit, mengajarkan langit. Langit adalah analogi strata yang tinggi. Ruang itu berstrata, yang tinggi adalah langit yang rendah adalah bumi. Langit dapat diibaratkan sesuatu yang lebih tinggi dibandingkan yang lain. Misalnya dalam hal memasak, istri adalah langit dari suami, karena istri lebih menguasai teknik memasak dari pada suami. Dalam sekolah, guru adalah langit dari siswa, karena guru lebih dahulu memahami suatu pengetahuan dari pada siswa. Dalam sebuah organisasi, pimpinan adalah langit dan buminya yaitu yang dipimpin.

Semua yang di atas itu adalah transenden. Apa yang tidak kita ketahui juga termasuk transenden. Oleh karena itu pikiran tertinggi adalah transcendental idea, logika tertinggi adalah transcendental logic, dan keindahan tertinggi adalah transcendental aestetik. Masing-masing transcendental tersebut dijelaskan dalam buku Kant.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME BUKU IMMANUEL KANT “The Critique of Pure Reason”

EVOLUSI SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

FOSFORILASI TINGKAT SUBSTRAT