Sintesis dari Luruh Ego dan Buku “The Critique of Pure Reason” (Kintan Limiansi Filsafat PEP)

 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, M.A.

Kintan Limiansi (S3 PEP Angkatan 2021/ Kelas A/21701261017)

Immanuel Kant merupakan filsuf Jerman abad ke-18 yang berusaha menengahi atau mengkompromikan kaum rasionalisme dan kaum empirisisme. Kaum rasioanlisme dan empirisisme berseberangan karena satu kubu mengandalkan bahwa filsafat merupakan hasil pikiran sedangkan kubu yang lain mengandalkan bahwa filsafat adalah berdasar pada pengalaman. Kant menggagas bahwa filsafat merupakan hasil dari keduanya, yaitu pikiran dan pengalaman. Gagasan tersebut dituangkan dalam kritik yang dituliskan dalam buku “The Critique of Pure Reason. Hasil sintesis antara pertanyaan luruh ego ke 5 dengan hasil interpretasi pada buku Kant adalah berikut:

1.      Unsur dasar aposteriori : kontingensi.

Pengalaman dan pemikiran menghasilkan hal yang berbeda. Pemikiran menghasilkan a priori sebagai wujud intuisi murni. Misalnya jumlah sudut segitiga adalah 2x jumlah sudut siku-siku. Pengalaman menghasilkan a posteriori yang sifatnya kontingensi atau ketidakpastian.  Kebenaran akan keputusan aposteriori didasarkan pada intusi empiris.

2.      Pengalaman yang diulang-ulang: diskursi

Ruang dan waktu itu tidak discursive, karena ruang dan waktu tidak bisa diulang. Yang saat ini ada tidak sama dengan yang akan datang. Sedangkan pengalaman yang diulang merupakan diskursif. Mengulang pengalaman bukan berarti mengulang ruang dan waktu, tapi mengulang gejala yang ada.

3.      Kenapa struktur pikiran manusia itu sama: arkitektonik

Architektonik merupakan kelogisan atau struktur logis dari sesuatu yang dihasilkan oleh akal. Pikiran manusia adalah akal. Jadi pikiran manusia yang berupa akal itu menghasilkan suatu struktur yang logis. Makhluk hidup yang memiliki akal hanyalah manusia saja. Semua manusia memiliki akal, jadi manusia memiliki kemampuan berpikir logis yang sama.

4.      Mengapa konsisten: analogi

Konsisten bermaksud tetap tidak berubah-ubah. Suatu pemikiran dapat dikatakan konsisten bila dianalogikan.

5.      Apa aksiologi sensasi: reproduksi

Berbicara aksiologi maka berbicara tentang kegunaan. Sensasi merupakan persepsi subjektif dari seseorang terhadap modifikasi suatu keadaan. Sensasi ini bersifat relative tergantung sensibilitas masing-masing orang. Kegunaan dari pemikiran subjektif terhadap suatu keadaan ini adalah reproduksi. Data yang telah diperoleh di masal lalu dapat diingat dan dipikirkan kembali saat ini. Untuk dapat mengingat tersebut maka seseorang perlu sensibilitas untuk mengaitkan pengetahuan yang telah lalu dengan yang ada saat ini. Jadi sensibilitas yang menghasilkan pikiran subjektif ini akan berguna untuk sintesis antara saat ini dengan masa lalu secara runtut. Seperti yang disampaikan Kant bahwa salah satu sintesis adalah reproduksi di dalam imajinasi. Data yang lama yang sudah ada di pikiran dipanggil kembali untuk diingat dan dipikirkan saat ini sehingga memungkinkan hadirnya objek sebagai gambaran di pikiran.

6.      Anthitesis dari sensasi: pengetahuan

Sensasi berkembang dari imajinasi, misalnya warna, cuaca, suara. Sensasi merupakan representasi seseorang terhadap suatu objek sesuai dengan kemampuan subjektifnya. Intuisi yang berhubungan dengan objek melalui sensasi adalah empirical. Objek intuisi empiris ini sudah ditentukan batas-batasnya. Sensibilitas yang merepresentasikan suatu objek jika tidak dipikirkan lagi maka akan bersifat mutlak. Jika sensasi tidak dipikirkan lagi yang artinya tidak ada tambahan subjektif terhadap suatu objek, maka dikatakan pengetahuan.

7.      Outcome dari sensasi: persepsi

Sensibilitas seseorang dalam menanggapi suatu objek akan menghasilkan persepsi yang berbeda-beda. Misalnya seseorang melihat bunga A itu indah karena menurut penangkapan inderanya bunga itu harum, warnanya merah cerah, dan tidak layu. Hal ini tidak sama dengan orang lainnya yang menganggap bunga itu jelek karena merahnya terlalu terang, mahkota bunganya hanya sedikit. Jadi sensibilitas seseorang dalam melihat suatu objek itu berbeda dan menghasilkan persepsi yang berbeda pula.

8.      Kenapa terjadi perbedaan persepsi: karena degree of persepsi

Persepsi seseorang terhadap suatu objek berbeda karena perbedaan sensibilitas dalam melihat objek. Kepekaan dalam melihat objek ini berbeda pula pada setiap ruang dan waktu. Kepekaan melihat satu objek yang sama antara sekarang dan nanti akan berbeda. Sekarang menyebabkan adanya persepsi awal terhadap suatu objek. Nanti menyebabkan persepsi awal itu bertambah dengan persepsi baru. Jadi persepsi ini bertingkat. Akibatnya persepsi seseorng terhadap suatu objek berbeda pada ruang dan waktu yang berbeda.

9.      Apa hasil langsung dari persepsi: skema, bayangan

Karakter dari suatu objek yang tertangkap indera akan menghasilkan skema dan bayangan di pikiran manusia.

10.  Apa hasil tidak langsung dari persepsi: representasi

Persepsi akan menghasilkan skema bayanga suatu objek, selanjutnya persepsi tersebut diolah dalam pikiran sehingga menghasilkan representasi. Penerimaan representasi objek-objek mrupakan hal penting bagi munculnya kesadaran.

11.  Apa landasan persepsi: sensiilitas

Persepsi akan muncul karena sensibilitas atau kepekaan dalam melihat suatu objek. Kepekaan mengindera suatu objek pada ruang dan waktu tertentu.

12.  Apa pondasi sensasi: pengenalan

Dasar dari sensasi adalah pengenalan. Jika suatu objek telah dikenali, maka sudah terdapat pikiran awal tentang objek tersebut. Modifikasi persepsi terhadap suatu objek ini adalah sensasi. Jika belum mengenali objek tersebut, maka tidak akan bisa memodifikasi persepsi terhadap objek itu.

13.  Apa prinsip sensasi: spontanitas

Memberikan modifikasi persepsi terhadap suatu objek ini spontan karena manusia terus berpikir. Mereproduksi pengetahuan yang ada terhadap suatu objek ditambahan persepsi baru terhadap objek tersebut berdasarkan penginderaan yang dilakukan.

14.  Apa logika yang paling tinggi: transcendental logic

Tansendetal logic ini menjelaskan mengapa muncul konsep a priori dalam diri subjek. Transcendental logic ini merupakan pengetahuan yang menentukan asal usul, wilayah, dan validitas objektif kesadaran. Transendental logic dibagi menjadi 2 yaitu transcendental analitik dan transcendental dialektik.

15.  Apa keindahan yang paling tinggi: transcendental aestetic

Transcendental aestetic erat berkaitan dengan ruang dan waktu. Terdapat 2 bentuk murni dari intuisi sebagai prinsip kesadaran a priori yaitu ruang dan waktu. Transcendental aestetik berhubungan dengan sensibilitas. Sensibilitas merupakan kemampuan memperoleh pengalaman dari panca indera melalui intuisi ataupun pengalaman langsung.

16.  Bagaimana cara membelah langit: transcendental scematic

Transensdental skematik merupakan bentuk hubungan dalam intuisi yang merupakan representasi dari relasi logis. Skema transcendental berkaitan dengan waktu. Menghubungkan konsep-konsep dengan intuisi melalui waktu. Cara membelah langit atau cara memisahkan penguasa atau sesuatu yang kuat adalah berdasarkan ruang dan waktu. Pemikiran setiap orang berbeda satu dengan yang lain walaupun sama-sama memiliki posisi yang kuat. Bahkan pemikiran satu orang di waktu sekarang berbeda dengan nanti. Seorang wanita berprofesi sebagai guru, di sekolah dia merupakan langit bagi siswanya, namun di rumah dia adalah bumi bagi suaminya.

17.  Bagaimana cara mengajarkan langit: transcendental deduksi

Kant dalam Critique of Pure Reson menguatkan prinsip 12 kategori yang disimpulkan menjadi 5 kategori sebagai dasar dari pemikiran, yaitu keluasan, realitas, subjek, dasar, dan keseluruhan. Kelima kategori tersebut menghasilkan pengetahuan a priori tentang struktur dasar pengalaman manusia. Pengalaman harus dikonseptualisasikan sebagai objek yang tetap dan memiliki atribut sehingga dapat diamati. Cara mengajarkan orang yang lebih ahli adalah dengan menyajikan pengalaman-pengalaman yang dapat diamati dan dipetik pelajarannya.

18.  Apakah prinsip dari langit: transcendental principle

Transcendental merupakan suatu pemahaman yang melampaui pengalaman. Kesatuan dari representasi terhadap subjek menghasilkan transcendental prinsip.

19.  Apakah metode dari langit: transcendental method

Seperti dijelaskan seleumnya bahwa trasendental melampaui pengalaman. Segala sesuatu yang tidak kita ketahui, semua yang di atas adalah transenden. Metode untuk mengetahui hal yang belum kita ketahui dan segala hal yang di atas adalah dengan transcendental metode juga. Metode ini menerima nilai-nilai positif dari ilmu karena berfungsi untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya agama, trasendental method meyakini adanya agama (spiritual= sesuatu yang ada di atas) karena memberikan ketenangan dan kebahagiaan.

20.  Apa dasar pertentangan langit: prinsip of kontradiksi

Pertentangan dari sesuatu yang tinggi atau memiliki kekuasaan lebih akan menghasilkan kontradiksi. Pihak yang sama-sama kuat jika mengalami pertentangan akan sama-sama mempertahankan pendapatnya. Namun jika pertentangan terjadi antara langit dan bumi, maka bisa jadi tidak terjadi kontradisi karena bumi atau pihak lebih lemah cenderung akan mengikuti pihak yang lebih kuat.

21.  Apa pikiran yang tertinggi: transcendental idea

Pikiran yang tertinggi merupakan logika dari ilusi atau disebut dialektik. Dialektik ini dibatasi sebagai transcendental idea yang merupakan dasar dari segala sesuatu yang ada. Jadi pikiran yang tertinggi ketika pikiran itu mencapai ide-ide tentang dasar dari keberadaan sesuatu.

 

22.  Siapa yang mengatur intuisi: aksioma intuisi

Aksioma intuisi menurut Kant adalah kategori kuantitas yang terdiri dari kesatuan, pluralitas, dan totalitas. Jika ada pernyataan semua tumuhan adalah makhluk hidup, semua tumbuhan artinya kesatuan tumbuhan yang jumlahnya tidak dibatasi. Jika ada pernyataan sebagian hewan adalah karnivora maka bukan bermakna kesatuan, tidak mencakup keseluruhan, tapi hanya mencakup sebagian dari sesuatu hal. Jika ada pernyataan sapi ini merupakan sapi metal, bararti ada makna totalitas pada sapi tersebut. Sapi ini mengandung makna dari sapi tertenntu dengan ciri khas dan aspek-aspek didalamnya. Penjelasan ketiga kategori tersebut didapatkan secara a priori, lepas dari a posteriori.

23.  Siapa yang mengatur prinsip: postulat

Kant menyebutkan postulat of empirical thinking in general, atau postulat pemikiran empiris secara umum. Segala kemungkinan atau ketidak mungkinan, keberadaan dan ketidakberadaan, keniscayaan dan kemustahilan merupakan kategori dari modalitas. Kategori modalitas tidak memberikan masukan pada isi putusan, namun menjadi prinsip dalam menjelaskan hubungan. Jadi prinsip-prinsip yang dapat menjelaskan suatu putusan diatur oleh postulat.

24.  Apakah pikiran yang tidak murni: impurerism

Pikiran yang tidak murni yaitu impureisme, sedangkan pikiran murni adalah pureism. Filsuf penganut pikiran murni ini adalah kaum rasionalisme. Sedangkan kubu sebelahnya, yaitu filsuf yang menganut pengalaman murni adalah empirisisme. Kedua kubu filsuf ini saling bertentangan sehingga Immanuel Kant mengkompromikannya dengan melakukan kritik dari kemurinian tersebut, artinya kritik terhadap pemikiran murni dan pengalaman murni. Kant berpandangan bahwa filsafat itu penting melihat keduanya, baik pikiran maupun pengalaman.

 

Kritik Immanuel Kant menekankan bahwa filsafat terdiri dari pengalaman dan pikiran, bukan berdiri sendiri sebagai pengalaman murni dan pikiran murni. Kant menjadi filsuft yang banyak diikuti dan teorinya lengkap karena perpaduan dari teori empiris dan rasional. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME BUKU IMMANUEL KANT “The Critique of Pure Reason”

EVOLUSI SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

FOSFORILASI TINGKAT SUBSTRAT