Sintesis dari Luruh Ego dan Buku “The Critique of Pure Reason” (Kintan Limiansi Filsafat PEP)
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Immanuel Kant merupakan filsuf Jerman abad
ke-18 yang berusaha menengahi atau mengkompromikan kaum rasionalisme dan kaum
empirisisme. Kaum rasioanlisme dan empirisisme berseberangan karena satu kubu
mengandalkan bahwa filsafat merupakan hasil pikiran sedangkan kubu yang lain
mengandalkan bahwa filsafat adalah berdasar pada pengalaman. Kant menggagas
bahwa filsafat merupakan hasil dari keduanya, yaitu pikiran dan pengalaman.
Gagasan tersebut dituangkan dalam kritik yang dituliskan dalam buku “The Critique of Pure Reason”. Hasil
sintesis antara pertanyaan luruh ego ke 5 dengan hasil interpretasi pada buku
Kant adalah berikut:
1. Unsur dasar aposteriori : kontingensi.
Pengalaman
dan pemikiran menghasilkan hal yang berbeda. Pemikiran menghasilkan a priori
sebagai wujud intuisi murni. Misalnya jumlah sudut segitiga adalah 2x jumlah
sudut siku-siku. Pengalaman menghasilkan a posteriori yang sifatnya kontingensi
atau ketidakpastian. Kebenaran akan
keputusan aposteriori didasarkan pada intusi empiris.
2. Pengalaman yang diulang-ulang: diskursi
Ruang dan
waktu itu tidak discursive, karena ruang dan waktu tidak bisa diulang. Yang
saat ini ada tidak sama dengan yang akan datang. Sedangkan pengalaman yang
diulang merupakan diskursif. Mengulang pengalaman bukan berarti mengulang ruang
dan waktu, tapi mengulang gejala yang ada.
3.
Kenapa struktur pikiran manusia itu sama: arkitektonik
Architektonik merupakan kelogisan atau struktur logis
dari sesuatu yang dihasilkan oleh akal. Pikiran manusia adalah akal. Jadi
pikiran manusia yang berupa akal itu menghasilkan suatu struktur yang logis.
Makhluk hidup yang memiliki akal hanyalah manusia saja. Semua manusia memiliki
akal, jadi manusia memiliki kemampuan berpikir logis yang sama.
4. Mengapa konsisten: analogi
Konsisten
bermaksud tetap tidak berubah-ubah. Suatu pemikiran dapat dikatakan konsisten
bila dianalogikan.
5. Apa aksiologi sensasi: reproduksi
Berbicara
aksiologi maka berbicara tentang kegunaan. Sensasi merupakan persepsi subjektif
dari seseorang terhadap modifikasi suatu keadaan. Sensasi ini bersifat relative
tergantung sensibilitas masing-masing orang. Kegunaan dari pemikiran subjektif
terhadap suatu keadaan ini adalah reproduksi. Data yang telah diperoleh di
masal lalu dapat diingat dan dipikirkan kembali saat ini. Untuk dapat mengingat
tersebut maka seseorang perlu sensibilitas untuk mengaitkan pengetahuan yang
telah lalu dengan yang ada saat ini. Jadi sensibilitas yang menghasilkan
pikiran subjektif ini akan berguna untuk sintesis antara saat ini dengan masa
lalu secara runtut. Seperti yang disampaikan Kant bahwa salah satu sintesis
adalah reproduksi di dalam imajinasi. Data yang lama yang sudah ada di pikiran
dipanggil kembali untuk diingat dan dipikirkan saat ini sehingga memungkinkan
hadirnya objek sebagai gambaran di pikiran.
6. Anthitesis dari sensasi: pengetahuan
Sensasi
berkembang dari imajinasi, misalnya warna, cuaca, suara. Sensasi merupakan
representasi seseorang terhadap suatu objek sesuai dengan kemampuan subjektifnya.
Intuisi yang berhubungan dengan objek melalui sensasi adalah empirical. Objek
intuisi empiris ini sudah ditentukan batas-batasnya. Sensibilitas yang
merepresentasikan suatu objek jika tidak dipikirkan lagi maka akan bersifat
mutlak. Jika sensasi tidak dipikirkan lagi yang artinya tidak ada tambahan
subjektif terhadap suatu objek, maka dikatakan pengetahuan.
7. Outcome dari sensasi: persepsi
Sensibilitas
seseorang dalam menanggapi suatu objek akan menghasilkan persepsi yang
berbeda-beda. Misalnya seseorang melihat bunga A itu indah karena menurut
penangkapan inderanya bunga itu harum, warnanya merah cerah, dan tidak layu.
Hal ini tidak sama dengan orang lainnya yang menganggap bunga itu jelek karena
merahnya terlalu terang, mahkota bunganya hanya sedikit. Jadi sensibilitas
seseorang dalam melihat suatu objek itu berbeda dan menghasilkan persepsi yang
berbeda pula.
8. Kenapa terjadi perbedaan persepsi: karena
degree of persepsi
Persepsi
seseorang terhadap suatu objek berbeda karena perbedaan sensibilitas dalam
melihat objek. Kepekaan dalam melihat objek ini berbeda pula pada setiap ruang
dan waktu. Kepekaan melihat satu objek yang sama antara sekarang dan nanti akan
berbeda. Sekarang menyebabkan adanya persepsi awal terhadap suatu objek. Nanti
menyebabkan persepsi awal itu bertambah dengan persepsi baru. Jadi persepsi ini
bertingkat. Akibatnya persepsi seseorng terhadap suatu objek berbeda pada ruang
dan waktu yang berbeda.
9. Apa hasil langsung dari persepsi: skema,
bayangan
Karakter
dari suatu objek yang tertangkap indera akan menghasilkan skema dan bayangan di
pikiran manusia.
10. Apa hasil tidak langsung dari persepsi:
representasi
Persepsi
akan menghasilkan skema bayanga suatu objek, selanjutnya persepsi tersebut
diolah dalam pikiran sehingga menghasilkan representasi. Penerimaan
representasi objek-objek mrupakan hal penting bagi munculnya kesadaran.
11. Apa landasan persepsi: sensiilitas
Persepsi
akan muncul karena sensibilitas atau kepekaan dalam melihat suatu objek.
Kepekaan mengindera suatu objek pada ruang dan waktu tertentu.
12. Apa pondasi sensasi: pengenalan
Dasar dari
sensasi adalah pengenalan. Jika suatu objek telah dikenali, maka sudah terdapat
pikiran awal tentang objek tersebut. Modifikasi persepsi terhadap suatu objek
ini adalah sensasi. Jika belum mengenali objek tersebut, maka tidak akan bisa
memodifikasi persepsi terhadap objek itu.
13. Apa prinsip sensasi: spontanitas
Memberikan
modifikasi persepsi terhadap suatu objek ini spontan karena manusia terus
berpikir. Mereproduksi pengetahuan yang ada terhadap suatu objek ditambahan
persepsi baru terhadap objek tersebut berdasarkan penginderaan yang dilakukan.
14. Apa logika yang paling tinggi: transcendental
logic
Tansendetal
logic ini menjelaskan mengapa muncul konsep a priori dalam diri subjek.
Transcendental logic ini merupakan pengetahuan yang menentukan asal usul,
wilayah, dan validitas objektif kesadaran. Transendental logic dibagi menjadi 2
yaitu transcendental analitik dan transcendental dialektik.
15. Apa keindahan yang paling tinggi:
transcendental aestetic
Transcendental
aestetic erat berkaitan dengan ruang dan waktu. Terdapat 2 bentuk murni dari
intuisi sebagai prinsip kesadaran a priori yaitu ruang dan waktu.
Transcendental aestetik berhubungan dengan sensibilitas. Sensibilitas merupakan
kemampuan memperoleh pengalaman dari panca indera melalui intuisi ataupun
pengalaman langsung.
16. Bagaimana
cara membelah langit: transcendental scematic
Transensdental skematik merupakan bentuk hubungan dalam
intuisi yang merupakan representasi dari relasi logis. Skema transcendental
berkaitan dengan waktu. Menghubungkan konsep-konsep dengan intuisi melalui
waktu. Cara membelah langit atau cara memisahkan penguasa atau sesuatu yang
kuat adalah berdasarkan ruang dan waktu. Pemikiran setiap orang berbeda satu
dengan yang lain walaupun sama-sama memiliki posisi yang kuat. Bahkan pemikiran
satu orang di waktu sekarang berbeda dengan nanti. Seorang wanita berprofesi
sebagai guru, di sekolah dia merupakan langit bagi siswanya, namun di rumah dia
adalah bumi bagi suaminya.
17. Bagaimana
cara mengajarkan langit:
transcendental deduksi
Kant dalam
Critique of Pure Reson menguatkan prinsip 12 kategori yang disimpulkan menjadi
5 kategori sebagai dasar dari pemikiran, yaitu keluasan, realitas, subjek, dasar,
dan keseluruhan. Kelima kategori tersebut menghasilkan pengetahuan a priori
tentang struktur dasar pengalaman manusia. Pengalaman harus
dikonseptualisasikan sebagai objek yang tetap dan memiliki atribut sehingga
dapat diamati. Cara mengajarkan orang yang lebih ahli adalah dengan menyajikan
pengalaman-pengalaman yang dapat diamati dan dipetik pelajarannya.
18. Apakah prinsip dari langit: transcendental principle
Transcendental
merupakan suatu pemahaman yang melampaui pengalaman. Kesatuan dari representasi
terhadap subjek menghasilkan transcendental prinsip.
19. Apakah metode
dari langit: transcendental method
Seperti dijelaskan seleumnya bahwa trasendental melampaui
pengalaman. Segala sesuatu yang tidak kita ketahui, semua yang di atas adalah
transenden. Metode untuk mengetahui hal yang belum kita ketahui dan segala hal
yang di atas adalah dengan transcendental metode juga. Metode ini menerima
nilai-nilai positif dari ilmu karena berfungsi untuk kehidupan sehari-hari.
Misalnya agama, trasendental method meyakini adanya agama (spiritual= sesuatu
yang ada di atas) karena memberikan ketenangan dan kebahagiaan.
20. Apa dasar pertentangan langit: prinsip of
kontradiksi
Pertentangan
dari sesuatu yang tinggi atau memiliki kekuasaan lebih akan menghasilkan
kontradiksi. Pihak yang sama-sama kuat jika mengalami pertentangan akan
sama-sama mempertahankan pendapatnya. Namun jika pertentangan terjadi antara
langit dan bumi, maka bisa jadi tidak terjadi kontradisi karena bumi atau pihak
lebih lemah cenderung akan mengikuti pihak yang lebih kuat.
21. Apa pikiran
yang tertinggi: transcendental idea
Pikiran yang tertinggi merupakan logika dari ilusi atau
disebut dialektik. Dialektik ini dibatasi sebagai transcendental idea yang
merupakan dasar dari segala sesuatu yang ada. Jadi pikiran yang tertinggi
ketika pikiran itu mencapai ide-ide tentang dasar dari keberadaan sesuatu.
22. Siapa yang mengatur intuisi: aksioma intuisi
Aksioma
intuisi menurut Kant adalah kategori kuantitas yang terdiri dari kesatuan,
pluralitas, dan totalitas. Jika ada pernyataan semua tumuhan adalah makhluk
hidup, semua tumbuhan artinya kesatuan tumbuhan yang jumlahnya tidak dibatasi.
Jika ada pernyataan sebagian hewan adalah karnivora maka bukan bermakna
kesatuan, tidak mencakup keseluruhan, tapi hanya mencakup sebagian dari sesuatu
hal. Jika ada pernyataan sapi ini merupakan sapi metal, bararti ada makna
totalitas pada sapi tersebut. Sapi ini mengandung makna dari sapi tertenntu
dengan ciri khas dan aspek-aspek didalamnya. Penjelasan ketiga kategori
tersebut didapatkan secara a priori, lepas dari a posteriori.
23. Siapa yang mengatur prinsip: postulat
Kant
menyebutkan postulat of empirical thinking in general, atau postulat pemikiran
empiris secara umum. Segala kemungkinan atau ketidak mungkinan, keberadaan dan
ketidakberadaan, keniscayaan dan kemustahilan merupakan kategori dari
modalitas. Kategori modalitas tidak memberikan masukan pada isi putusan, namun
menjadi prinsip dalam menjelaskan hubungan. Jadi prinsip-prinsip yang dapat
menjelaskan suatu putusan diatur oleh postulat.
24. Apakah pikiran yang tidak murni: impurerism
Pikiran yang
tidak murni yaitu impureisme, sedangkan pikiran murni adalah pureism. Filsuf
penganut pikiran murni ini adalah kaum rasionalisme. Sedangkan kubu sebelahnya,
yaitu filsuf yang menganut pengalaman murni adalah empirisisme. Kedua kubu
filsuf ini saling bertentangan sehingga Immanuel Kant mengkompromikannya dengan
melakukan kritik dari kemurinian tersebut, artinya kritik terhadap pemikiran
murni dan pengalaman murni. Kant berpandangan bahwa filsafat itu penting
melihat keduanya, baik pikiran maupun pengalaman.
Kritik
Immanuel Kant menekankan bahwa filsafat terdiri dari pengalaman dan pikiran,
bukan berdiri sendiri sebagai pengalaman murni dan pikiran murni. Kant menjadi filsuft
yang banyak diikuti dan teorinya lengkap karena perpaduan dari teori empiris
dan rasional.
Komentar
Posting Komentar