RANGKUMAN PERKULIAHAN FILSAFAT PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN PERTEMUAN #7 (Kintan Limiansi, Filsafat PEP)

 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit., M.A.

Oleh: Kintan Limiansi (S3 PEP Angkatan 2021/ Kelas A/21701261017)

Pertemuan ke-7 perkuliahan PEP diawali dengan pemaparan Prof. Dr. Marsigit, M.A. tentang rangkuman buku Immanuel Kant yang disusun dalam 1 halaman. Sekilas terilihat begitu kompleks rangkuman tersebut, memuat istilah-istilah kunci dalam buku The Critique of Pure Reason. Prof. menjelaskan bahwa proses merangkum itu melalui pergolakan yang amat panjang karena harus menentukan mana yang penting dan mana yang harus dieliminasi.

Gambar: Ringkasan Teori Kant oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A.

Teori Kant dapat diringkas oleh orang yang benar-benar berniat untuk mempelajari filsafat, mempelajarai hal yang detail walaupun berupa hal kecil dan memiliki keahlian. Kant membahas 2 hal yang saling bertentangan kemudian menengahinya, yaitu empirisme dan rasionalisme. Rangkuman satu sumber bisa berbeda-beda pada setiap orang. Rangkuman yang terbaik adalah ketika itu merupakan hasil pemikiran sendiri, ada originalitas karya pikir sendiri. Langit dan bumi tergantung ruang dan waktu. Hal inilah yang mendasari transenden. Transenden dapat dimaknai sebagai sesuatu yang diatas atau melampaui pengalaman. Prof. Marsigit mencontohkan bahwa anak SD transendennya bagi anak TK, saya yang sekarang transendennya saya yang tadi.

Setelah mengulas tentang teori Kant, Prof. mengajak semua mahasiswa untuk melakukan luruh ego yang ke 6. Luruh ego kali ini berkaitan dengan ideologi pendidikan, yaitu industrial trainer, technological pragmatism, old humanism, progressive educator, dan public educator. Setiap ideologi ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. 

Gambar: Peta Filsafat, Ideologi, dan Paradigma Dunia oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A.

Industrial trainer menekankan pada proses belajar dimana peserta didik menerima penjelasan dari pendidik, mereka belajar keras untuk menginat materi dan konsep penting. Selanjutnya hasil belajar dilihat dengan ujian akhir. Seseorang dikatakan lulus suatu jenjang berdasarkan skor pada tes akhir tersebut. Hampir sama dengan industrial trainer, technology pragmatism juga menuntut peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip dasar, hasil belajar ditentukan dari nilai tes akhir, namun terdapat hal yang membedakan keduanya, salah satunya adalah technology pragmatis juga menekankan penguasaan keterampilan pada peserta didik. Peserta didik yang lulus akan mendapatkan sertifikat.

Ideologi yang lain menggambarkan paradigma pendidikan yang mengarah kepada pembelajaran berpusat pada siswa. Ke-5 ideologi tersebut seperti seolah-olah pmenggambarkan perkembangan paradigma pendidikan di dunia, termasuk Indonesia dari dulu hingga sekarang, serta yang akan datang. Berdasarkan tabel peta filsafat, ideologi, dan paradigma dunia, kami mahasiswa diinstruksikan untuk membuat telaah dengan menggunakan bahasa sendiri.

Refleksi diri:

Kuliah kali ini sangat menarik karena mengaitkan filsafat dengan pendidikan. Saya semakin menyadari bahwa sebagai pendidik yang menjadi profesi tugas saya, sudah seharusnya saya dapat memfasilitasi peserta didik dalam belajar. Memfasilitasi peserta didik belajar artinya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merdeka belajar, mengembangkan diri, mengembangkan minat bakat, mengembangkan kreatifitas, tidak justru membatasi, memaksa, dan mengatur sesuai dengan kemauan pendidik. Harapannya selama proses belajar, peserta didik tidak hanya memiliki pemahaman tentang suatu konsep dasar, namun juga terampil, kreatif, dan memiliki kepribadian yang baik.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME BUKU IMMANUEL KANT “The Critique of Pure Reason”

EVOLUSI SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

FOSFORILASI TINGKAT SUBSTRAT