RANGKUMAN PERKULIAHAN FILSAFAT PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN PERTEMUAN #7 (Kintan Limiansi, Filsafat PEP)
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit., M.A.
Pertemuan ke-7 perkuliahan PEP
diawali dengan pemaparan Prof. Dr. Marsigit, M.A. tentang rangkuman buku
Immanuel Kant yang disusun dalam 1 halaman. Sekilas terilihat begitu kompleks
rangkuman tersebut, memuat istilah-istilah kunci dalam buku The Critique of
Pure Reason. Prof. menjelaskan bahwa proses merangkum itu melalui pergolakan
yang amat panjang karena harus menentukan mana yang penting dan mana yang harus
dieliminasi.
Gambar: Ringkasan Teori Kant oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Teori Kant dapat diringkas oleh orang yang benar-benar berniat untuk mempelajari filsafat, mempelajarai hal yang detail walaupun berupa hal kecil dan memiliki keahlian. Kant membahas 2 hal yang saling bertentangan kemudian menengahinya, yaitu empirisme dan rasionalisme. Rangkuman satu sumber bisa berbeda-beda pada setiap orang. Rangkuman yang terbaik adalah ketika itu merupakan hasil pemikiran sendiri, ada originalitas karya pikir sendiri. Langit dan bumi tergantung ruang dan waktu. Hal inilah yang mendasari transenden. Transenden dapat dimaknai sebagai sesuatu yang diatas atau melampaui pengalaman. Prof. Marsigit mencontohkan bahwa anak SD transendennya bagi anak TK, saya yang sekarang transendennya saya yang tadi.
Setelah mengulas tentang teori
Kant, Prof. mengajak semua mahasiswa untuk melakukan luruh ego yang ke 6. Luruh
ego kali ini berkaitan dengan ideologi pendidikan, yaitu industrial trainer,
technological pragmatism, old humanism, progressive educator, dan public
educator. Setiap ideologi ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Industrial trainer menekankan pada proses belajar dimana peserta didik menerima penjelasan dari pendidik, mereka belajar keras untuk menginat materi dan konsep penting. Selanjutnya hasil belajar dilihat dengan ujian akhir. Seseorang dikatakan lulus suatu jenjang berdasarkan skor pada tes akhir tersebut. Hampir sama dengan industrial trainer, technology pragmatism juga menuntut peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip dasar, hasil belajar ditentukan dari nilai tes akhir, namun terdapat hal yang membedakan keduanya, salah satunya adalah technology pragmatis juga menekankan penguasaan keterampilan pada peserta didik. Peserta didik yang lulus akan mendapatkan sertifikat.
Ideologi yang lain menggambarkan paradigma pendidikan yang mengarah kepada pembelajaran berpusat pada siswa. Ke-5 ideologi tersebut seperti seolah-olah pmenggambarkan perkembangan paradigma pendidikan di dunia, termasuk Indonesia dari dulu hingga sekarang, serta yang akan datang. Berdasarkan tabel peta filsafat, ideologi, dan paradigma dunia, kami mahasiswa diinstruksikan untuk membuat telaah dengan menggunakan bahasa sendiri.
Refleksi diri:
Kuliah kali ini sangat menarik
karena mengaitkan filsafat dengan pendidikan. Saya semakin menyadari bahwa
sebagai pendidik yang menjadi profesi tugas saya, sudah seharusnya saya dapat
memfasilitasi peserta didik dalam belajar. Memfasilitasi peserta didik belajar
artinya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merdeka belajar,
mengembangkan diri, mengembangkan minat bakat, mengembangkan kreatifitas, tidak
justru membatasi, memaksa, dan mengatur sesuai dengan kemauan pendidik.
Harapannya selama proses belajar, peserta didik tidak hanya memiliki pemahaman
tentang suatu konsep dasar, namun juga terampil, kreatif, dan memiliki
kepribadian yang baik.
Komentar
Posting Komentar