PEMAKNAAN HASIL DISKUSI FILOSOFI DAN DASAR TEORI DARI PENDIDIKAN
Oleh Kintan Limiansi mengadaptasi dari karya Prof.Dr. Marsigit, M.A. Syntesises THE PHILOSOPHICAL AND THEORETICAL GROUND OF MATHEMATICS EDUCATION yang dibangun dari The Philosophy of Mathematics Education (Paul Ernest, 2004)
A. Ideology of Education
Terdapat beberapa ideologi dari pendidikan
yaitu:
Radical |
Conservative |
Liberal |
Humanist |
Progressive |
Socialist |
Democracy |
Pinsip dari ideologi ini adalah berusaha
memisahkan pendidikan dari lembaga yang ada pada suatu pemerintahan.
Pendidikan adalah independen tentang pengetahuan, nilai moral dan hubungan
sosial. |
Pendidikan menganggap bahwa sekolah merupakan
wadah untuk melestarikan sistem dan tatanan sosial yang sudah ada sebelumnya |
Lain halnya
dengan konservatif, ideologi liberal ini memandang pendidikan sebagai
kegiatan untuk memperbaiki tatanan sosial yang ada. |
Pendidikan adalah
menghargai apa yang ada dalam diri setiap peserta didik, baik setiap bakat
dan kecerdasan yang dibawa sejak lahir. |
Ideologi ini menekanpan pendidikan
yang tidak otoriter, demokratis, menghargai potensi dan kemampuan setiap
peserta didik dan mendorong siswa aktif dalam belajar. |
Pendidikan mengedepankan
aktivitas sosial yang melibatkan mental, kognitif, emosional, dan
keterampilan |
Pendidikan menyeimbangkan
kebutuhan material dan spiritual manusia, humanis, pendidikan menghargai
manusia sebagai individu yang berbeda satu sama lain, membangun
spiritualitas, dan pendidikan menyadarkan bahwa manusia merupakan makhluk
sosial. |
B. Nature of Education
Hakikat pendidikan yang
berbeda-beda berimplikasi berbeda pula dalam pelaksanaan pendidikan.
Hakikat pendidikan bermula dari hanya sekedar menggali kemampuan siswa, mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa, pendidikan berazaskan kebutuhan, hingga
pendidikan merupakan wujud dari demokrasi. Hakikat pendidikan yang tepat untuk
pendidikan matematika yaitu liberating, needs, dan demokrasi.
Liberating atau liberal masuk dalam
tahapan Progressive Educator, dimana pembelajaran sudah berorientasi pada
siswa, dimana pendidikan bertujuan membentuk kreativitas siwa dengan
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Kurikulum yang menerapkan dimensi ini
adalah KTSP. Need atau kebutuhan dan demokrasi termasuk dalam Public Educator.
Teori pembelajaran yang digunakan yaitu konstruktivisme, sehingga arah
pendidikan yaitu bagaimana siswa dapat membangun pemahamannya sendiri. Proses
belajar merupakan proses membangun pengetahuan sendiri. Proses penilaian pun
juga demikian, penilaian dilakukan dengan portofolio yang berupa kumpulan hasil
belajar siswa. Penerapan pendidikan berdasarkan need dan demokrasi ini terlihat
pada implementasi Kurikulum 2013.
Hakikat pendidikan yang sesuai
untuk diterapkan dalam pembelajaran biologi yaitu need dan democracy.
Pendidikan didasarkan pada kebutuhan peserta didik dan pembelajaran dikemas
untuk siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
C. The Nature of Mathematic
Hakikat matematika pada
prinsipnya adalah:
1.
Bagian dari pengetahuan
2.
Ilmu dari kepercayaan
3.
Struktur dari kepercayaan
4.
Proses dari berpikir dan
5.
Aktivitas sosial
Hakikat matematika yang sesuai
dengan kondisi di Indonesia adalah aktivitas sosial. Matematika menjadi alat
untuk melaksanakan segala aktivitas sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika memiliki fungsi memecahkan masalah di kehidupan sosial. Oleh karena
itu matematika bersifat kontekstual dan dekat dengan kehidupan manusia.
D. The Nature of School Mathematics
Hakikat matematika yang paling
sesuai dengan kondisi di Indonesia yaitu humanistic classroom. Pembelajaran
matematika di kelas seharusnya mampu dijangkau oleh semua siswa dengan keunikan
masing-masing. siswa dapat mengaitkan segala hal di kehidupannya dan
menyelesaikan masalah sehari-hari dengan matematika. matematika di kelas akan
bermakna jika dikemas secara kontekstual.
E. Moral Pendidikan Matematika
Good vs Bad |
Pragmatism |
Hierarkhies Paternalistics |
Humanity |
Justice, Freedom |
Pendidikan
membantu siswa untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
sehingga dapat mempertimbangkan perilaku yang tepat. |
Pragmatis artinya apa yang
baik adalah apa yang berguna atau berfungsi. Moral pragmatis dalam pendidikan
matematika artinya pembelajaran matematika dapat dikatakan baik jika berguna
atau berfungsi. |
Pendidikan matematika
yang hierarkhies paternalistic artinya pendidikan yang didalamnya membentuk
nilai kebaikan atau kebajikan dalam diri peserta didik. Harapannya dengan pendidikan
siswa memiliki kebijaksanaan dalam bertindak. |
Pendidikan matematika dengan moral humanity
berarti mengedepankan pengembangan potensi diri dalam diri peserta didik
sehingga mampu berpikir kreatif secara matematis. |
Pendidikan matematika
diharapkan membentuk manusia yang demokratis dan terbuka pada perbedaan
(memiliki sikap multikulturalisme). |
Semua moral pendidikan matematika tersebut sesuai dan sebaiknya diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan. Harapannya adalah pendidikan dapat membentuk karakter yang baik pada siswa, mengembangkan kreatifitas, bijaksana dalam bertindak, menghargai perbedaan, dan berpandangan demokratis.
F. Value of Mathematic Education
Nilai yang terpenting dalam
pendidikan yaitu intrinsic yang memandang pendidikan bernilai dilihat dari
proses yang terjadi di dalamnya, bukan hanya melihat hasilnya saja
(ekstrinsik). Pendidikan yang berorientasi proses akan lebih bermakna bagi
siswa.
G. Nature of Students
Empty Vessel |
Character Building |
Creativity |
Growing like a
seed Constructing |
Empty vessel menganggap siswa
adalah kapal kosong yang belum memiliki muatan sebelumnya sehingga dapat
diisi apapun. Kapal akan berjalan jika muatannya penuh, demikian pula siswa,
akan berkembang jika diberi pengetahuan tentang banyak hal semaksimal
mungkin. |
Pendidikan menjadi sarana
untuk mengembangkan karakter unggul siswa. Pendidikan dimaknai sebagai upaya
pembentukan pola pikir, sikap, dan perilaku siswa yang berakhlak, luhur, dan
bertanggung jawab. |
Siswa memiliki kreatifitas
yang berbeda-beda. Pendidikan sudah seharusnya mampu mengakomodasi
kreatifitas. Siswa yang kreatif akan menemukan hal baru, cara baru, dan model
baru yang berguna dalam belajar. |
Siswa diibaratkan sebagai
benih. Benih yang ditanam dan dirawat oleh petani (guru) di ladang yang subur
(sekolah) akan tumbuh dengan baik. Demikian pula siswa, jika siswa mengalami
pendidikan yang baik oleh guru yang unggul maka akan tumbuh menjadi manusia
yang berkualitas baik pula. |
Hakikat siswa yang sesuai
dengan pendidikan menurut saya adalah character bilding. Pendidikan sudah
seharusnya mampu membentuk karakter yang baik pada siswa. Karakter yang baik
merupakan dasar bagi siswa dalam menghadapi kehidupan di masa mendatang. Ilmu
yang kuat jika tidak diimbangi karakter yang baik justru akan berbahaya bagi
siswa itu sendiri maupun masyarakat di sekitarnya.
H. The Nature of Students Ability
Talent Given |
Effort |
Need |
Competency |
Culture
|
Contextual |
Kemampuan siswa dipandang sebagai bakat yang
dimiliki sejak lahir. |
Kemampuan siswa dipandang sebagai upaya atau
usaha yang diupayakan oleh siswa |
Kemampuan siswa berasal dari ketertarikan atau
kebutuhan siswa untuk mempelajari sesuatu. |
Kemampuan siswa dipandang sebagi kompetensi yang
dimiliki siswa |
Kemampuan siswa merupakan budaya. Kebudayaan
merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia.
Sistem gagasan akan terbentuk dalam diri siswa melalui pendidikan. |
Siswa dapat mencapai kemampuan tertentu jika
pembelajaran dikemas secara kontekstual. Secara holistic siswa belajar materi
tertentu dikaitkan dengan fenomena kehidupan sehari-hari. |
I. The Aim of Mathematics Education
Back
to Basic (Arithmetics) |
Certi-fication |
Transfer of knowledge |
Creativity |
To develop people comprehensively |
Tujuan pembelajaran matematika difokuskan pada prosedur komputasi
aritmatika. |
Pendidikan ditempuh untuk mendapatkan sertifikat atau pengakuan. |
Pendidikan dipandang sebagai transfer pengetahuan dari guru ke siswa. |
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa. |
Pendidikan mnjadi langkah untuk pengembangan diri
seseorang secara keseluruhan, tidak hanya bertambah keterampilan pengetahuan
namun karakter yang baik juga terbentuk. |
Tujuan pendidikan yang sesuai atau cocok diterapkan menurut saya adalah to develop people comprehensive. Pendidikan dapat mengembangkan banyak hal dalam diri seseorang, selain pengetahuan, keterampilan, juga kreativitas, kemandirian, akhlak dan karakter yang baik sehingga menjadi bekal dalam menjalani tantangan kehidupan di masa yang akan datang.
J. Nature of Learning
Work Hard, Exercises, Drill, Memorize |
Thinking And practice |
Understanding and Application |
Exploration |
Discussion, Autonomy, Self |
Pembelajaran merupakan kerja keras. Untuk memperoleh suatu
pengetahuan siswa harus belajar keras tanpa henti (drill) untuk mengingat
apapun yang mereka pelajari. pembelajaran yang demikian tentu tidak nyaman
bagi siswa. |
Pembelajaran merupakan proses berpikir dan mempraktikan. Siswa
berpikir tentang suatu konsep kemudian mempraktikkan pemahamannya. |
Pembelajaran adalah kegiatan memahami dan menaplikasikan. Hampir sama
dengan thinkin and practicing, siswa terlebih dahulu memahami suatu konsep
selanjutnya menerapkan konsep tersebut dalam konteks masalah tertentu. |
Belajar merupakan kegiatan eksplorasi, mencari tahu jawaban atas
masalah yang ditemukan dalam kehidupan. |
Pembelajaran merupakan proses diskusi dan kerja mandiri. Siswa harus
dapat bekerja secara individu (mandiri) maupun bekerja secara bersama-sama
(kolaborasi). |
Pembelajaran yang cocok diterapkan di Indonesia adalah
eksplorasi. Dengan eksplorasi, siswa dapat menemukan suatu konsep penting,
kontekstual dengan apa yang dihadapi, dan mengaplikasikan konsep atau hal yang
diketahuinya untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan.
K. Nature of Teaching
Transfer of knowledge |
External
Motivation |
Internal Motivation |
Construction |
Discussion |
Investigation |
Development |
Facilitating |
Expository |
Mengajar merupakan kegiatan mentransfer pengetahuan ke siswa |
Mengajar karena motivasi eksternal, ada penyebab dari luar yang
membuat seseorang guru mau mengajar |
Mengajar karena motivasi dalam diri guru. |
Mengajar merupakan proses membangunpengetahuan pada diri siswa |
Mengajar merupakan kegiatan diskusi dengan peserta didik. |
Mengajar adalah mengajak siswa melakukan penyelidikan atau
investigasi. |
Mengajar merupakan kegiatan mengembangkan pengetahuan dalam diri
siswa |
Hakikat mengajar adalah memfasilitasi siswa dalam memperoleh
pengetahuan. |
Mengajar merupakan kegiatan yang dampaknya dapat diketahui atau
dirasakan siswa di masa mendatang. |
Hakikat
mengajar yang paling sesuai dengan kondisi di Indonesia adalah mengajar
merupakan kegiatan memfasilitasi siswa. Siswa adalah individu yang memiliki
kemampuan, kehendak, keinginan, dan cara masing-masing dalam belajar. Guru
sebagai fasilitator bertugas mengarahkan langkah yang telah dijalani siswa dalam
belajar sehingga siswa dapat memperoleh hal yang bermanfaat untuk dirinya.
L. Theory of teaching
Teori
mengajar yang paling cocok diterapkan di Indonesia adalah facilitating. Seperti
halnya poin K, mengajar merupakan kegiatan memfasilitasi peserta didik untuk
menemukan pengetahuan, menerapkan prinsip dan konsep yang telah dimiliki,
mengkomunikasikan pengetahuannya, dan memfasilitasi pula terbentuknya akhlak
yang baik. Siswalah yang aktif dalam belajar dan memperoleh keterampilan, guru
hanya berperan dalam memfasilitasi pembelajaran.
M. The Nature of Teaching Learning Resources
Hakikat
sumber belajar berkembang dari pembelajaran di kelas dengan model guru
menjelaskan dan menulis di papan tulis kemudian siswa menyalin hingga sumber
belajar yang berupa lingkungan sosial.
Pembelajaran
saat ini sudah seharusnya menggunakan sumber belajar berupa lingkungan sosial
karena lebih kontekstual dan solutif. Sumber belajar yang kontektual memudahkan
siswa untuk memiliki gambaran tentang suatu konsep dan manfaatnya dalam
memecahkan masalah di kehidupan. Dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh
selama proses belajar, siswa dapat secara kritis melihat masalah yang ada dalam
kehidupan sosial dan merumuskan alternative solusi untuk masalah tersebut.
Peran siswa dalam kehidupan pun akan terbentuk sehingga setelah lulus siswa
dapat tahu apa yang akan dia lakukan, peluang apa yang bisa dia ambil terkait
dengan penyelesaian masalah yang diubah menjadi peluang kerja.
N. The Nature of Assessment
Hakikat penilaian berkembang dari tes ekternal atau tes yang dilakukan oleh pihak di luar pendidik, seperti Ujian Akhir Nasional (di Indonesia) hingga penilaian berbasis kontekstual. Dalam pendidikan di Indonesia, penilaian portofolio, penilaian sosial, dan penilaian kontekstual cocok diterapkan. Dengan penilaian ini, hasil belajar tidak hanya ditentukan berdasarkan tes akhir, namun hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh selama siswa mengikuti proses belajar. Penilaian bersumber dari tugas-tugas, kegiatan individu, kegiatan kelompok, kegiatan sosial, maupun sumber-sumber lain yang dialami siswa selama proses belajarnya. Penilaian yang demikian akan lebih autentik menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya
O. The Nature of Society
Diversity |
Monoculture |
Desentralisation |
Competency |
Multiple Solution |
Heterogonomous |
Social Capital |
Local Culture |
Masyarakat terdiri atas komponen yang beragam. |
Masyarakat merupakan
kelompok orang dengan satu budaya di dalamnya. |
Masyarakat merupakan pengalihan kekuasaan dari negara ke tatanan
bawah, yaitu masyarakat itu sendiri untuk mengatur kehidupannya
masing-masing. |
Suatu masyarakat terbentuk
karena adanya kompetensi sosial dalam diri manusia. |
Masyarakat terbentuk dari keragaman latar belakang, tingkat
pendidikan, usia, pengalaman, dan perbedaan lain sehingga memiliki cara
pandang dan solusi yang berbeda dalam mengatasi suatu masalah. |
Masyarakat terdiri dari anggota yang berbeda-beda (plural). |
Masyarakat terbentuk karena ada jaringan kerjasama untuk mencapai
tujuan bersama |
Masyarakat memiliki budaya yang berbeda dari satu kelompok dengan
kelompok lain. Local culture merupakan perluasan dari diversity. |
Hakikat
masyarakat yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia yaitu local culture.
Masyarakat memiliki budaya yang berbeda antara satu kelompok dengan yang lain.
Lokal kultur ini menjadi potensi lokal dari suatu masyarakat. Jika pendidikan
mampu mengangkat potensi lokal sebagai sumber belajar, akan tercipta pendidikan
yang kontekstual.
P. The Nature Curriculum
Indonesia
pernah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sebelum diterapkannya Kurikulum
2013. Peserta didik dapat dikatakan lulus jika menguasai kompetensi-kompetensi
yang telah ditargetkan pemerintah. Kurikulum itu berkembang dalam kurikulum
2013 dimana pemerintah menetapkan kompetensi-kompetensi umum minimal yang seharusnya
dicapai oleh siswa, untuk kompetensi lebih detail guru atau sekolah dapat
menentukannya secara mandiri sesuai dengan karakter dan kebutuhan peserta
didik. Kurikulum 2013 yang dikembangkan dalam kurikulum darurat Pandemi
Covid-19 juga mengakomodasi pemanfaatan ICT dalam pembelajaran. oleh karena itu
kurikulum yang paling tepat diterapkan di Indonesia adalah kurikulum berbasis
kompetensi dengan catatan kompetensi dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan
karakter peserta didik serta kurikulum berbasis ICT. Kompinasi keduanya akan
membentuk pembelajaran yang terarah namun tetap sesuai kebutuhan dan kondisi
yang ada dan mengikuti perkembangan ICT sehingga menciptakan lulusan yang
unggul.
Q. The Nature Students’ Learn Mathematics
Siswa
belajar matematika hakikatnya adalah siswa yang ingin memanfaatkan apa yang
dipelajari untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu pembelajaran yang kontekstuallah yang paling tepat diterapkan. Mengapa saya
belajar A, untuk apa saya belajar B, apa manfaat belajar C jika saya lulus
nanti. Itu akan menjadi pertanyaan siswa selama proses belajar. Dengan
pembelajaran yang kontekstual, siswa akan memperoleh jawaban atas pertanyaan
mereka tersebut.
R. The Nature Mathematical Thinking
Hakikat
berpikir matematis yang paling sesuai dalam pendidikan adalah constructing.
Berpikir matematis merupakan upaya untuk membentuk atau membangun suatu pengetahuan
utuh. Diawali dengan hal/konsep sederhana, semikin meningkat dan dalam hingga
akhirnya seseorang belajar hal yang kompleks. Proses belajar dari hal sederhana
ke kompleks ini akan membantu siswa mencapai pemahaman konsep yang mantab.
Pemaknaan
tersebut saya tuliskan berdasarkan diskusi kelas untuk mencari deskripsi dari
setiap aktifitas.
Komentar
Posting Komentar